Bagaimana penyesuaian dosis obat antidiabetes oral dan insulin selama bulan Ramadhan?

Image
Bulan ini umat muslim di seluruh dunia menjalani ibadah puasa ramadhan, termasuk para penderita diabetes. Perubahan pola dan jadwal makan serta aktivitas fisik selama berpuasa akan mempengaruhi kadar gula darah, terutama resiko hipoglikemia, hiperglikemia, ketoasidosis diabetikum, dehidrasi dan thrombosis. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh pasien diabetes sebelum berpuasa di bulan Ramadhan: Melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh 1-2 bulan sebelum ramadhan Melakukan pemantauan kadar gula darah secara teratur, terutama di siang hari dan menjelang berbuka puasa Tidak berpuasa bila merasa tubuh kurang sehat Berkonsultasi dengan Dokter atau Apoteker terkait penyesuaian jadwal minum obat antidiabetes oral atau insulin  Tidak melewatkan waktu makan, menghindari minuman dan makanan manis berlebihan Menghindari aktivitas fisik yang berlebihan terutama beberapa saat menjelang waktu berbuka puasa Menghentikan puasa bila kadar gula darah kurang dari 80 mg/dl atau lebih dari 300 mg/dl ...

Efek Puasa Ramadhan Terhadap Komposisi Tubuh, Profil Biokimia, dan Antioksidan


Berpuasa sangat bermanfaat bagi kesehatan, terutama di bulan ramadhan seperti saat ini. Selama bulan ramadhan, frekuensi makan, jumlah asupan makanan, durasi tidur dimalam hari dan intensitas olah raga menjadi berkurang. Yoshinori Ohsumi, seorang ilmuwan Jepang peraih Nobel di tahun 2016 mengungkapkan dalam sebuah penelitian, bahwa puasa secara teratur dapat menyehatkan dan membuat awet muda. Menurut Ohsumi, kondisi perut lapar dalam jangka waktu yang lama memberi waktu bagi tubuh kita untuk membersihkan diri dari komponen yang “tidak terpakai” dan membuat sel menjadi muda. Proses ini dikenal dengan autophagy.

Sebuah penelitian yang melibatkan subjek muslim/muslimah sehat dari beberapa Negara di dunia, berusia 21-64 tahun yang berpuasa di bulan ramadhan melaporkan bahwa berpuasa dapat memperbaiki fungsi biokimia tubuh dan menurunkan resiko berbagai gangguan metabolik, seperti obesitas, sindrom metabolik, hipertensi, hiperkolesterolemia, gangguan jantung (cardiovascular disease, CVD), diabetes tipe 2, dan penyakit ginjal kronis.

 

Perubahan Antropometri dan Komposisi Tubuh

  • Penurunan berat badan, BMI dan massa otot bebas-lemak yang ditandai dengan penurunan persentase lemak tubuh
  • Peningkatan berat badan dialami oleh mayoritas subjek penelitian, namun tidak signifikan 
  • Peningkatan persentase rasio pinggang-pinggul (waist to hip,WHR), namun tidak signifikan 
  • Penurunan cairan tubuh intrasel (intracellular water, ICW) dan ekstrasel (extracellular water, ECW), berkontribusi dalam perbaikan kadar gula darah dan keseimbangan elektrolit
  • Penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik, karena adanya penghambatan produksi katekolamin selama kondisi lapar (berpuasa)


Variabel

Laki-laki

Perempuan

Berat badan

 

Turun

-1,4 ± 1,2

-0,81 ± 0,55

 

Naik

0,75 ± 1,0

0,38 ± 0,31

 

Tidak ada perubahan

0

0

Massa otot

 

Turun

-0,48 ± 0,31

0,43 ± 0,27

 

Naik

0,50 ± 0,34

0,35 ± 0,23

 

Tidak ada perubahan

0

0

Lemak tubuh

 

Turun

-0,91 ± 0,52

-0,90 ± 0,65

 

Naik

1,0 ± 0,80

0,88 ± 0,64

 

Tidak ada perubahan

0

0

Rasio pinggang-pinggul

 

Turun

-0,016 ± 0,007

-0,018 ± 0,009

 

Naik

0,03 ± 0,04

0,03 ± 0,01

 

Tidak ada perubahan

0

0

Semua angka dalam bentuk mean ± standar deviasi (%)

Perubahan parameter Somatik Selama Berpuasa di Bulan Ramadhan


Fakta lain yang berseberangan dengan temuan ini adalah pada subjek berusia lebih muda yang mengalami peningkatan berat badan selama berpuasa. Hal ini disebabkan karena subjek berusia lebih muda cenderung lebih menyukai asupan maktronutrien tinggi saat berbuka dibandingkan dengan subjek yang lebih tua.

Status Somatik

Laki-laki

P value

Perempuan

P value

Pre

%CV

Post

%CV

Pre

%CV

Post

%CV

Berat badan (Kg)

78,2

18,7

77,4

17,8

0,0016

65,5

17,6

65,0

17,9

0,001

Rasio pinggang-pinggul

0,93

7,8

0,94

6,7

0,161

0,90

4,4

0,91

6,0

0,095

BMI

27,3

18,9

27,0

18,0

0,014

27,6

14,7

27,4

14,9

0,001

Massa otot

30,5

12,1

30,1

12,1

0,001

19,9

15,6

19,6

15,5

0,006

Lemak Tubuh (%)

29,0

33,2

29,3

29,9

0,314

42,7

13,5

42,9

13,4

0,440

Cairan intrasel (L)

24,8

11,6

24,6

11,4

0,122

16,8

14,1

16,6

14,1

0,006

Cairan ekstrasel (L)

15,0

11,7

14,9

12,1

0,033

10,4

15,1

10,3

14,4

0,026

Semua angka dalam bentuk mean

 PerubahanAntropometri dan Komposisi Tubuh Sebelum - Sesudah Berpuasa di Bulan Ramadhan

 

Perubahan Komposisi Biokimia Tubuh

Peningkatan marker fungsi ginjal selama bulan ramadhan disebabkan oleh dehidrasi. Kadar urea meningkat seiring dengan meningkatnya pemecahan protein dengan/tanpa penurunan aliran darah ginjal. Para ahli berpendapat bahwa peningkatan kadar urea juga bisa disebabkan oleh kombinasi antara energi yang tetap terpakai sementara asupan energi dikurangi. Peningkatan kadar albumin selama berpuasa bisa disebabkan oleh homokonsentrasi terkait kondisi dehidrasi (haus sepanjang siang). Protein total tidak berpengaruh selama berpuasa. Hal ini diperkirakan dipengaruhi oleh proses proteolysis atau glukoneogenesis yang terjadi ketika tubuh tidak mendapat asupan makanan disiang hari, sehingga 80% protein cadangan harus diambil untuk mendapatkan energi. Kondisi seperti ini terjadi terus menerus selama berpuasa, sehingga asam amino berkurang di saluran cerna dan regenerasi protein juga menurun.

Penurunan massa otot selama berpuasa dapat menyebabkan penurunan kadar kreatinin serum. Kondisi puasa mempengaruhi enzim hati di akhir ramadhan, namun masih dalam kisaran normal, dan tidak signifikan secara klinis. Perubahan enzim hati ini diperkirakan disebabkan oleh adanya perubahan sitokin dan ritme sirkadian hormon selama puasa ramadhan. Selain itu, berpuasa tidak mempengaruhi kadar Hb. Meskipun penurunan cairan tubuh saat berpuasa sedikit meningkatkan kadar Hb, namun ini tidak signifikan secara klinis.

Status Somatik

Laki-laki

P value

Perempuan

P value

Pre

%CV

Post

%CV

Pre

%CV

Post

%CV

Protein total (g/dl)

6,8

14,92

7,2

12,9

0,139

6,6

14,8

6,8

10,9

0,514

Albumin (g/dl)

4,8

17,8

5,6

7,15

<0,0001

5,1

10,0

5,5

5,7

0,001

Urea (mg/dl)

18,8

26,5

19,1

22,4

0,706

17,1

28,4

18,1

33,8

0,373

Kreatinin (mg/dl)

0,86

28,3

0,77

18,2

0,031

0,72

21,6

0,67

13,3

0,014

Aspartate aminotransferase (U/L)

12,3

66,0

19,5

46,6

0,001

11,5

67,0

16,2

42,8

0,014

Alanine aminotransferase (U/L)

15,3

46,2

9,3

64,7

<0,0001

12,0

28,8

8,2

50,7

<0,0001

Alkaline phosphatase (U/L)

240,9

20,7

243,2

28,9

0,825

248,9

16,4

251,0

26,1

0,852

Status antioksidan (mmol/L)

1,2

21,7

1,2

15,9

0,492

1,0

25,4

1,0

23,0

0,874

Gula darah sewaktu (mg/dl)

106,1

18,5

116,4

28,1

0,092

115,1

30,6

116,9

24,8

0,538

Haemoglobin (g/dl)

14,1

8,2

14,6

13,0

0,141

12,2

9,8

12,1

12,8

0,784

Tekanan darah sistolik (mmHg)

124,5

8,6

124,1

9,9

0,891

116,4

16,6

121,0

13,9

0,047

Tekanan darah diastolik (mmHg)

77,5

11,5

76,2

12,5

0,527

75,4

14,1

78,0

12,0

0,092

Semua angka dalam bentuk mean

Perubahan Biokimia Tubuh Sebelum – Sesudah Berpuasa di Bulan Ramadhan

 

Menariknya, asupan makanan tinggi lemak yang lazim dijumpai pada menu berbuka puasa selama bulan ramadhan ternyata tidak serta merta meningkatkan kolesterol darah secara signifikan. Kadar HDL meningkat, kolesterol rata-rata menurun selama ramadhan. Serum trigliserida meningkat baik pada subjek laki-laki maupun perempuan, namun peningkatan ini hanya signifikan pada laki-laki. Perbedaan profil lipid ini dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas asupan makanan serta aktivitas fisik. Perubahan aktivitas fisik selama ramadhan, seperti frekuensi sholat yang lebih lama dengan durasi yang lebih panjang dibanding hari biasa diluar ramadhan memberikan poin tambahan dalam hal aktivitas fisik intensitas sedang, sehingga individu menjadi lebih sehat.

Status Somatik

Laki-laki

P value

Perempuan

P value

Pre

%CV

Post

%CV

Pre

%CV

Post

%CV

Kolesterol (mg/dl)

156,8

21,7

155,3

26,2

0,822

152,0

26,6

150,9

21,0

0,852

Trigliserida (mg/dl)

190,9

46,8

247,7

43,0

0,009

179,0

49,3

198,1

41,0

0,210

HDL (mg/dl)

47,1

23,8

56,8

18,8

<0,0001

52,1

26,3

65,2

27,8

<0,0001

LDL (mg/dl)

75,0

27,9

63,3

45,6

0,023

70,0

37,0

60,8

32,5

0,033

Semua angka dalam bentuk mean

Perubahan Profil Lipid Sebelum – Sesudah Berpuasa di Bulan Ramadhan


Perubahan Status Antioksidan Tubuh

Berpuasa tidak mempengaruhi kadar antioksidan dalam tubuh. Terdapat sedikit peningkatan kadar antioksidan, namun tidak signifikan secara klinis. Hal ini disebabkan oleh peningkatan asupan sayur dan buah segar kaya antioksidan saat berbuka.

Efek puasa terhadap kesehatan tubuh mungkin dapat bervariasi karena beberapa faktor, seperti pola makan, keadaan cuaca dan kondisi musiman selama ramadhan yang berbeda antara daerah satu dengan lainnya. Tentu saja hal ini berlaku pada kondisi normal, bukan "berpuasa di siang hari untuk membalas dendam makan sepuasnya dimalam hari". Dehidrasi ringan yang lazim dialami selama ramadhan mungkin sedikit meningkatkan Hb dan menurunkan cairan sel dengan intensitas sedang. Namun, dehidrasi ini tidak memberikan efek merugikan pada tubuh. Sehingga dapat disimpulkan bahwa puasa ramadhan terbukti bermanfaat secara klinis dalam memperbaiki biokimia tubuh, seperti HDL dan fungsi hati yang diperantarai oleh adanya penurunan berat badan. Peningkatan fungsi hati dikaitkan dengan perubahan sitokin dan perubahan pola tidur selama ramadhan. Puasa ramadhan yang diiringi dengan perencanaan nutrisi optimal dan dimulai semenjak sebelum ramadhan dapat bermanfaat bagi fisik dan mental spiritual. Mari sehat dengan berpuasa. Salam sehat!

 

Sumber:

Urooj A, Pai Kotebagilu N, Shivanna LM, Anandan S, Thantry AN, Siraj SF. Effect of Ramadan Fasting on Body Composition, Biochemical Profile, and Antioxidant Status in a Sample of Healthy Individuals. Int J Endocrinol Metab. 2020 Oct 31;18(4):e107641. doi: 10.5812/ijem.107641. PMID: 33613680; PMCID: PMC7887457

Suzuki K, Ohsumi Y. Molecular machinery of autophagosome formation in yeast, Saccharomyces cerevisiae. FEBS Lett. 2007;581(11):2156–61. doi: 10.1016/j.febslet.2007.01.096. [PubMed: 17382324]. 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bagaimana Cara Menghitung ATC dan DDD?

Cara Pemberian Infus Nalokson pada Kasus Penyalahgunaan Opioid

Bagaimana penyesuaian dosis obat antidiabetes oral dan insulin selama bulan Ramadhan?