Bagaimana penyesuaian dosis obat antidiabetes oral dan insulin selama bulan Ramadhan?

Image
Bulan ini umat muslim di seluruh dunia menjalani ibadah puasa ramadhan, termasuk para penderita diabetes. Perubahan pola dan jadwal makan serta aktivitas fisik selama berpuasa akan mempengaruhi kadar gula darah, terutama resiko hipoglikemia, hiperglikemia, ketoasidosis diabetikum, dehidrasi dan thrombosis. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh pasien diabetes sebelum berpuasa di bulan Ramadhan: Melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh 1-2 bulan sebelum ramadhan Melakukan pemantauan kadar gula darah secara teratur, terutama di siang hari dan menjelang berbuka puasa Tidak berpuasa bila merasa tubuh kurang sehat Berkonsultasi dengan Dokter atau Apoteker terkait penyesuaian jadwal minum obat antidiabetes oral atau insulin  Tidak melewatkan waktu makan, menghindari minuman dan makanan manis berlebihan Menghindari aktivitas fisik yang berlebihan terutama beberapa saat menjelang waktu berbuka puasa Menghentikan puasa bila kadar gula darah kurang dari 80 mg/dl atau lebih dari 300 mg/dl ...

Cara Pemberian Infus Nalokson pada Kasus Penyalahgunaan Opioid

 

Penyalahgunaan obat merupakan pola maladaptif penggunaan zat yang menyebabkan efek merugikan berulang akibat penggunaan zat yang juga berulang Salah satu obat yang rentan disalahgunakan adalah opioid. Efek samping/merugikan dapat terjadi setelah satu atau beberapa kali penggunaan. Gejala keracunan (overdosis) opioid bisa berupa onset akut, yang terjadi beberapa jam hingga beberapa hari setelah obat dihentikan. Gejala yang dapat diamati antara lain: gejala putus obat (sakaw) seperti merinding, insomnia, nyeri otot dan menguap. Saat mengalami gejala putus obat, pasien bisa merasakan euphoria, disforia, apatis, sedasi atau disorientasi. Sedangkan tanda-tanda, bisa berupa demam, lakrimasi, diaphoresis atau diare (yang bisa terjadi selama gejala putus obat). Selain itu, pasien bisa mengalami retardasi motorik, bicara cadel dan miosis. Tes penunjang diagnostik yang bisa dijadikan acuan yaitu analisa gas darah, oksimetri dan tes fungsi paru untuk mengidentifikasi adanya depresi pernafasan. 

Penanganan utama kasus keracunan/overdosis adalah terapi suportif, dengan cara mempertahankan fungsi vital sambil menunggu obat dieliminasi dari dalam tubuh. Nalokson dapat digunakan untuk mengatasi efek opioid. Dosis lazim nalokson dalam kasus keracunan akut adalah sebesar 0,4 hingga 2 mg secara intravena, diberikan setiap 3 menit bila perlu. Pada beberapa kondisi, infus nalokson dapat diberikan dengan mempertimbangkan waktu paruh racun (opioid) yang lebih lama daripada nalokson.

  1. Jika nalokson bolus (mulai dengan dosis 0,04 mg IV dan dititrasi) berhasil, berikan dua pertiga dari dosis bolus efektif per jam dengan infus IV; monitoring status pernapasan pasien secara berkala
  2. Jika depresi pernapasan tidak membaik setelah pemberian secara bolus:

    • Intubasi pasien sesuai gejala klinis
    • Berikan nalokson bolus IV hingga dosis 10 mg (beberapa Negara mengizinkan hingga maksimal 15 mg). Jika pasien tidak merespons, jangan berikan infus

  1. Jika pasien mengalami gejala putus obat setelah pemberian bolus :

    • Biarkan efek bolus berkurang
    • Jika depresi pernafasan berulang, berikan setengah dari dosis bolus tadi dan mulai pemberian infus IV dengan dosis dua pertiga dari dosis bolus awal per jam. Monitoring status pernapasan pasien secara berkala.

  1. Jika pasien mengalami tanda atau gejala putus obat selama pemberian infus:

    • Hentikan infus sampai gejala putus obat mereda
    • Ulangi pemberian infus dengan dosis setengah dosis awal; monitoring status pernapasan pasien secara berkala
    • Pengecualian: gejala putus obat xenobiotik lainnya

  1. Jika pasien mengalami depresi pernapasan selama pemberian infus:
    • Berikan setengah dosis bolus awal dan ulangi sampai terjadi perbaikan gejala
    • Tambah kecepatan infus hingga setengah dari kecepatan infus awal; monitoring status pernapasan pasien secara berkala
    • Hambat penyerapan, pemberian opioid dan zat lain sebagai penyebab depresi pernapasan

 

Titrasi dosis nalokson:


  1. Prinsipnya, dosis nalokson harus ditingkatkan hingga status pernafasan pasien membaik.
  2. Pediatrik didefinisikan sebagai anak berusia 5 tahun atau memiliki berat badan hingga 20 kg.
  3. Dosis nalokson yang dianjurkan adalah 1,0 mg/ml pada dewasa, dan 0,1 mg/kg pada anak.
  4. Rute pemberian yang dianjurkan adalah melalui pipa endotokeal T dan IV. Selain itu bisa melalui IM dan subkutan, namun efek obat lambat.

 

Sumber:

Crist RC, Berrettini WH, 2014. Pharmacogenetics of OPRM1. Pharmacol Biochem Behav 2014;123:25–33. doi: 10.1016/j.pbb.2013.10.018. Epub 2013 Nov 5.
Boyer EW, 2012. Management of opioid analgesic overdose. The New England journal of medicine367(2), 146–155. https://doi.org/10.1056/NEJMra1202561
Kementerian Kesehatan RI, 2015. Petunjuk teknis program paliatif kanker anak, Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Available on: http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/VHcrbkVobjRzUDN3UCs4eUJ0dVBndz09/2017/08/PETUNJUK_TEKNIS_PROGRAM_PALIATIF_KANKER_ANAK.pdf 

Comments

Popular posts from this blog

Bagaimana Cara Menghitung ATC dan DDD?

Bagaimana penyesuaian dosis obat antidiabetes oral dan insulin selama bulan Ramadhan?