Cara Pemberian Infus Nalokson pada Kasus Penyalahgunaan Opioid
- Get link
- X
- Other Apps
Penyalahgunaan
obat merupakan pola maladaptif penggunaan zat yang menyebabkan efek merugikan berulang
akibat penggunaan zat yang juga berulang Salah satu obat yang rentan disalahgunakan
adalah opioid. Efek samping/merugikan dapat terjadi setelah satu atau beberapa
kali penggunaan. Gejala keracunan (overdosis) opioid bisa berupa onset akut, yang
terjadi beberapa jam hingga beberapa hari setelah obat dihentikan. Gejala yang
dapat diamati antara lain: gejala putus obat (sakaw) seperti merinding,
insomnia, nyeri otot dan menguap. Saat mengalami gejala putus obat, pasien bisa
merasakan euphoria, disforia, apatis, sedasi atau disorientasi. Sedangkan tanda-tanda,
bisa berupa demam, lakrimasi, diaphoresis atau diare (yang bisa terjadi selama
gejala putus obat). Selain itu, pasien bisa mengalami retardasi motorik, bicara
cadel dan miosis. Tes penunjang diagnostik yang bisa dijadikan acuan yaitu
analisa gas darah, oksimetri dan tes fungsi paru untuk mengidentifikasi adanya
depresi pernafasan.
Penanganan
utama kasus keracunan/overdosis adalah terapi suportif, dengan cara
mempertahankan fungsi vital sambil menunggu obat dieliminasi dari dalam tubuh. Nalokson
dapat digunakan untuk mengatasi efek opioid. Dosis lazim nalokson dalam kasus
keracunan akut adalah sebesar 0,4 hingga 2 mg secara intravena, diberikan
setiap 3 menit bila perlu. Pada beberapa kondisi, infus nalokson dapat
diberikan dengan mempertimbangkan waktu paruh racun (opioid) yang lebih lama
daripada nalokson.
- Jika nalokson bolus (mulai dengan dosis 0,04 mg IV dan dititrasi) berhasil, berikan dua pertiga dari dosis bolus efektif per jam dengan infus IV; monitoring status pernapasan pasien secara berkala
- Jika depresi pernapasan tidak membaik
setelah pemberian secara bolus:
- Intubasi pasien sesuai gejala klinis
- Berikan nalokson bolus IV hingga dosis 10 mg (beberapa Negara mengizinkan hingga maksimal 15 mg). Jika pasien tidak merespons, jangan berikan infus
- Jika pasien mengalami gejala putus obat
setelah pemberian bolus :
- Biarkan efek bolus berkurang
- Jika depresi pernafasan berulang, berikan setengah dari dosis bolus tadi dan mulai pemberian infus IV dengan dosis dua pertiga dari dosis bolus awal per jam. Monitoring status pernapasan pasien secara berkala.
- Jika pasien mengalami tanda atau gejala
putus obat selama pemberian infus:
- Hentikan infus sampai gejala putus obat mereda
- Ulangi pemberian infus dengan dosis setengah dosis awal; monitoring status pernapasan pasien secara berkala
- Pengecualian: gejala putus obat xenobiotik lainnya
- Jika pasien mengalami depresi pernapasan
selama pemberian infus:
- Berikan setengah dosis bolus awal dan ulangi sampai terjadi perbaikan gejala
- Tambah kecepatan infus hingga setengah dari kecepatan infus awal; monitoring status pernapasan pasien secara berkala
- Hambat penyerapan, pemberian opioid dan zat lain sebagai penyebab depresi pernapasan
- Prinsipnya, dosis nalokson harus ditingkatkan hingga status pernafasan pasien membaik.
- Pediatrik didefinisikan sebagai anak berusia 5 tahun atau memiliki berat badan hingga 20 kg.
- Dosis nalokson yang dianjurkan adalah 1,0 mg/ml pada dewasa, dan 0,1 mg/kg pada anak.
- Rute pemberian yang dianjurkan adalah melalui pipa endotokeal T dan IV. Selain itu bisa melalui IM dan subkutan, namun efek obat lambat.
Sumber:
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment