Bagaimana penyesuaian dosis obat antidiabetes oral dan insulin selama bulan Ramadhan?

Image
Bulan ini umat muslim di seluruh dunia menjalani ibadah puasa ramadhan, termasuk para penderita diabetes. Perubahan pola dan jadwal makan serta aktivitas fisik selama berpuasa akan mempengaruhi kadar gula darah, terutama resiko hipoglikemia, hiperglikemia, ketoasidosis diabetikum, dehidrasi dan thrombosis. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh pasien diabetes sebelum berpuasa di bulan Ramadhan: Melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh 1-2 bulan sebelum ramadhan Melakukan pemantauan kadar gula darah secara teratur, terutama di siang hari dan menjelang berbuka puasa Tidak berpuasa bila merasa tubuh kurang sehat Berkonsultasi dengan Dokter atau Apoteker terkait penyesuaian jadwal minum obat antidiabetes oral atau insulin  Tidak melewatkan waktu makan, menghindari minuman dan makanan manis berlebihan Menghindari aktivitas fisik yang berlebihan terutama beberapa saat menjelang waktu berbuka puasa Menghentikan puasa bila kadar gula darah kurang dari 80 mg/dl atau lebih dari 300 mg/dl ...

Bahaya Berjalan Tanpa Alas Kaki Pada Penderita Diabetes

Ilustrasi Berjalan Kaki Tanpa Alas Kaki


Berjalan tanpa alas kaki diyakini sangat bermanfaat bagi kesehatan. Beberapa informasi yang beredar di masyarakat menyebutkan bahwa rutin berjalan tanpa alas kaki dapat melancarkan peredaran darah, meminimalkan peradangan tubuh, memperbaiki mood, mengatasi insomnia, mempercepat proses penyembuhan setelah sakit, mengurangi resiko penyakit jantung, menurunkan berat badan, dan berbagai manfaat lain yang menjanjikan. Lalu, apakah cara tersebut cocok diterapkan ke semua orang, termasuk penderita diabetes? Yuk, simak ulasan berikut.

Penderita diabetes sangat “dekat” dengan resiko tukak (ulkus) diabetik dan amputasi, sebagai akibat dari buruknya kontrol gula darah. Resiko ini meningkat pada mereka yang mengalami neuropati perifer, merokok, kelainan bentuk kaki, PAD (perpipheral arterial disease), preulcerative callus, mengalami gangguan penglihatan, penyakit ginjal kronis (khususnya penderita cuci darah), dan riwayat tukak diabetik serta amputasi sebelumnya. PAD lazim dialami penderita diabetes. Gejalanya meliputi penurunan kecepatan berjalan, kaki mudah lelah, claudication, dan perubahan denyut nadi kaki.

Luka kecil ataupun jari kaki melepuh sedikit saja bisa berkembang menjadi infeksi, ulkus, gangren hingga amputasi, terutama pada penderita diabetes yang tidak terkontrol. Oleh karenanya, berjalan tanpa alas kaki sangat tidak disarankan pada penderita diabetes.


Ilustrasi Tukak Diabetik


Mengapa kaki penderita diabetes sangat rentan?

Penderita diabetes dengan gula darah tidak terkontrol sangat rentan mengalami komplikasi baik mikrovaskular, maupun makrovaskular. Keduanya berkaitan dengan permasalahan di kaki. Berikut ini rangkumannya.

Gangguan

Keterangan

Neuropati

Neuropati yang dialami membuat penderita diabetes merasakan penurunan ambang nyeri, sentuhan, suhu dan posisi. Penderita menjadi kurang peka terhadap gesekan dan pukulan.

MIkrovaskular

Komplikasi mikrovaskular (pembuluh darah kecil) dapat memperlambat masa penyembuhan.

Arteri

Atheroma yang sering dialami penderita diabetes tidak hanya mempengaruhi pembuluh darah besar, namun pembuluh darah kecil seperti pembuluh darah disekitar tungkai dan telapak kaki. Akibatnya, mereka tetap merasakan nyeri meskipun saat istirahat, sehingga luka berkembang menjadi gangren.

Kelainan struktur kaki

Diabetes dapat memicu perubahan ligament, seperti jari kaki bentuk cakar atau palu (hammer toe). Kelainan ini mempengaruhi kemampuan kaki dalam menopang bobot tubuh. Jari-jari kaki yang melengkung dan membengkak dibagian ujung dapat bergesekan dengan sepatu.

Tulang

Penderita diabetes yang tidak terkontrol lazim mengalami penurunan kepadatan tulang. Hal ini lebih banyak dijumpai pada DM tipe 1 dibanding tipe 2.

Infeksi

Hiperglikemia mengurangi mobilitas sel darah putih dan memperburuk suplai darah sehingga memperlambat pengiriman sel darah putih dan nutrisi ke seluruh tuhuh. Hal ini turut serta menghambat respon pertahanan tubuh terhadap infeksi.

Lain-lain

Jika kaki penderita diabetes sudah mati rasa, maka mereka cenderung tidak mempermasalahkan luka atau cedera kecil yang dialami. Termasuk mereka yang mengalami gangguan penglihatan. Disisi lain, bagi mereka yang menganggap luka itu sebagai sesuatu yang serius, mereka mungkin bisa menjadi sangat takut kehilangan kaki sehingga justru cenderung menyembunyikan lukanya.

Perhatian utama diberikan pada penderita diabetes dengan PAD karena cenderung mengalami “mati rasa”. Bila penderita diabetes berjalan kaki tanpa alas kaki, maka mereka mungkin bisa bertahan berjalan diatas kerikil tanpa merasakan nyeri. Kulit bisa terbakar oleh air panas tanpa merasa kepanasan atau nyeri.

Komplikasi mikrovaskular yang dialami penderita diabetes membuat luka ringan menjadi susah sembuh, dan berkembang menjadi infeksi yang akhirnya menyebar ke seluruh kaki dan mengancam kelangsungan jaringan yang lebih dalam.  

Bila luka berkembang menjadi gangrene, maka akan memperburuk masalah dengan tindakan amputasi area yang terluka atau terinfeksi, memperlambat penyembuhan dan membiarkan bakteri anaerob berkembang biak. Infeksi yang dialami oleh penderita diabetes dapat meluas kedalam jaringan kaki hingga ke tulang.

Neuropati, vaskulopati dan infeksi dapat menyebabkan kelainan bentuk kaki. Ketika penurunan kepadatan tulang dikombinasikan dengan neuropati perifer, cedera kecil di kaki pun bisa memicu kerusakan dan distorsi tulang yang meluas dengan cepat, diperparah dengan bobot tubuh yang berat (obesitas) sehingga terjadi cedera tulang berulang. Tulang dan persendian akan hancur secara bertahap menyebabkan gangguan sendi Charcot.

 



Gangren

Peripheral Arterial Disease (PAD)

 



Hammer toe (kaki melingkar dan berbentuk palu)

 

Kaki Charcot stadium lanjut dengan kelainan dibagian bawah telapak

Penderita diabetes dianjurkan tetap menjaga aktivitas fisik secara teratur, seperti berjalan kaki. Namun tetap mengenakan sepatu yang dapat melindungi keseluruhan kaki. Penggunaan sepatu yang terlalu sempit akan memicu kapalan ditelapak kaki, dan memperparah mati rasa. Sepatu yang dianjurkan antara lain:

  1. Disesuaikan dengan bentuk kaki
  2. Bantalan empuk, bahan ringan dan berkualitas. Ukuran pas, cukup untuk menampung insole bantalan
  3. Sepatu olahraga yang bisa melindungi kaki dan mendistribusikan tekanan dengan baik dan merata ke seluruh bagian kaki, tidak menekan hanya pada titik tumpu tertentu
  4. Pada individu dengan kelainan bentuk tulang kaki (misal, jari kaki seperti palu, menonjol, dll), berikan sepatu ekstra lebar, dianjurkan menggunakan sepatu yang dibuatkan khusus sesuai bentuk kaki

 

Sumber :

  1. KapanLagi.com, 2020. 5 Manfaat berjalan kaki tanpa alas kaki di pagi hari, baik atasi insomnia. 
  2. Liputan6.com, 2018. 7 Keajaiban bila anda sering jalan tanpa alas kaki. 
  3. American Diabetes Association, 2021. 11. Microvascular complications and foot care: Standards of Medical Care in Diabetes 2021. Diabetes Care 2021;44(Suppl. 1):S151–S167. doi: https://doi.org/10.2337/dc21-S011.
  4. Hillson R, 2015. Oxford Care Manuals: Diabetes Care – a practical manual, 2nd edition. Oxford University Press.


Comments

Popular posts from this blog

Bagaimana Cara Menghitung ATC dan DDD?

Cara Pemberian Infus Nalokson pada Kasus Penyalahgunaan Opioid

Bagaimana penyesuaian dosis obat antidiabetes oral dan insulin selama bulan Ramadhan?