Posts

Showing posts from January, 2021

Bagaimana penyesuaian dosis obat antidiabetes oral dan insulin selama bulan Ramadhan?

Image
Bulan ini umat muslim di seluruh dunia menjalani ibadah puasa ramadhan, termasuk para penderita diabetes. Perubahan pola dan jadwal makan serta aktivitas fisik selama berpuasa akan mempengaruhi kadar gula darah, terutama resiko hipoglikemia, hiperglikemia, ketoasidosis diabetikum, dehidrasi dan thrombosis. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh pasien diabetes sebelum berpuasa di bulan Ramadhan: Melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh 1-2 bulan sebelum ramadhan Melakukan pemantauan kadar gula darah secara teratur, terutama di siang hari dan menjelang berbuka puasa Tidak berpuasa bila merasa tubuh kurang sehat Berkonsultasi dengan Dokter atau Apoteker terkait penyesuaian jadwal minum obat antidiabetes oral atau insulin  Tidak melewatkan waktu makan, menghindari minuman dan makanan manis berlebihan Menghindari aktivitas fisik yang berlebihan terutama beberapa saat menjelang waktu berbuka puasa Menghentikan puasa bila kadar gula darah kurang dari 80 mg/dl atau lebih dari 300 mg/dl ...

OVERDOSIS ASPIRIN (acetylsalicylic acid)

Overdosis aspirin/salisilat biasa dilaporkan terjadi pada lansia dan anak-anak yang tidak sengaja mengkonsumsi obat-obat yang mengandung senyawa salisilat dalam jumlah besar. Sumber salisilat bisa berasal dari acetylsalicylic acid (aspirin), methyl salicylate (minyak wintergreen), atau preparat campuran lainnya. Kecurigaan keracunan aspirin lebih mudah teridentifikasi pada pasien yang mengeluh tinnitus atau telinga berdengung. Salisilat diserap secara cepat dilambung. Saat tertelan dalam jumlah yang banyak, stimulasi medulla menyebabkan alkalosis pernafasan awal. Gangguan fungsi ginjal dan pelepasan fosforilasi oksidatif menyebabkan asidosis metabolic anion gap. Aspirin bertindak sebagai stimultan langsung ke batang otak, menyebabkan hiperventilasi. Pasien overdosis aspirin hampir selalu mengalami hiperventilasi. Selain itu, aspirin bersifat toksik bagi paru-paru yang menyebabkan acute respiratory distress syndrome (ARDS) .   Temuan lain pada kasus overdosis aspirin adalah ...

Terapi Overdosis Acetaminophen / Parasetamol

Image
Dalam rentang dosis terapi, hanya sebagian kecil asetaminofen dimetabolisme menjadi metabolit reaktif N-acetyl-p-benzoquinoneimine (NABQI), yang didetoksifikasi melalui konjugasi dengan glutathione. Pada kondisi overdosis, jalur metabolisme normal menjadi jenuh; oleh karena itu, fraksi i dimetabolisme melalui sistem sitokrom P450 menjadi NABQI; simpanan glutathione hati menjadi habis, dan NABQI menyebabkan toksisitas hepatoseluler. Overdosis parasetamol dapat dibagi menjadi overdosis tunggal akut dan staggered overdosis (parasetamol sudah tertelan selama 1 jam atau lebih). Pada September 2012, Badan Pengawas Obat dan Kesehatan Inggris (MHRA) mengeluarkan perubahan penilaian dan pengobatan keracunan parasetamol dengan antidot N-asetilsistein (NAC). Kedua tipe overdosis tersebut harus dirawat pada ambang batas parasetamol 75mg / kgBB / hari. Konsumsi asetaminofen >150 mg/kgBB dapat menyebabkan kerusakan hati yang berat. Semula, beberapa pasien dianggap beresiko tinggi mengalami...

Tatalaksana umum pada pasien overdosis

Studi kasus: Seorang wanita paruh baya berusia 45 tahun masuk IGD diantar oleh suaminya, setelah melakukan percobaan bunuh diri. Kondisi pasien bingung, lemas, dan mengalami disorientasi. RR 8 rpm, tekanan darah 120/80 mmHg. Tindakan apa yang saya pilih? a.        Oksigen b.       NaCl bolus c.        Nalokson, tiamin, dekstrosa d.       Intubasi endotrakea e.       Pengosongan lambung f.         Skrining toksikologi urine Jawaban: C. Tindakan utama pada pasien yang mengalami perubahan mental akut tanpa penyebab yang jelas yang disarankan adalah pemberian antidot, seperti nalokson, dekstrosa dan tiamin. Terapi oksigen tidak memberikan pertolongan berarti. Pengosongan lambung tidak seefektif antidot spesifik dan hanya bisa diberikan bila overdosis terjadi dalam durasi kurang dari 1 jam setelah racun ter...

Cara Pemberian Infus Nalokson pada Kasus Penyalahgunaan Opioid

Image
  Penyalahgunaan obat merupakan pola maladaptif penggunaan zat yang menyebabkan efek merugikan berulang akibat penggunaan zat yang juga berulang Salah satu obat yang rentan disalahgunakan adalah opioid. Efek samping/merugikan dapat terjadi setelah satu atau beberapa kali penggunaan. Gejala keracunan (overdosis) opioid bisa berupa onset akut, yang terjadi beberapa jam hingga beberapa hari setelah obat dihentikan. Gejala yang dapat diamati antara lain: gejala putus obat (sakaw) seperti merinding, insomnia, nyeri otot dan menguap. Saat mengalami gejala putus obat, pasien bisa merasakan euphoria, disforia, apatis, sedasi atau disorientasi. Sedangkan tanda-tanda, bisa berupa demam, lakrimasi, diaphoresis atau diare (yang bisa terjadi selama gejala putus obat). Selain itu, pasien bisa mengalami retardasi motorik, bicara cadel dan miosis. Tes penunjang diagnostik yang bisa dijadikan acuan yaitu analisa gas darah, oksimetri dan tes fungsi paru untuk mengidentifikasi adanya depresi pernafas...

Statin Mencegah Penyakit Kardiovaskular?

  Statin Mencegah Penyakit Kardiovaskular? Statin Statin merupakan terapi utama pada tatalaksana dislipidemia bila gaya hidup jantung sehat tidak efektif. ACC/AHA 2020 mengkategorikan terapi statin menjadi tiga berdasarkan intensitas penurunan low density lipoprotein cholesterol (LDL-C), yaitu: Intensitas Statin Intensitas-tinggi (penurunan LDL-C hingga 50%) Atorvastatin 40-80 mg/hari Rosuvastatin 20-40 mg/hari Intensitas-sedang (penurunan LDL-C hingga 30-49%) Atorvastatin 10-20 mg Fluvastatin 80 mg/hari Lovastatin 40-80 mg Pitavastatin 1-4 mg/hari Pravastatin 40-80 mg/hari Rosuvastatin 5-10 mg Simvastatin 20-40 mg/hari Intensitas-rendah (penurunan LDL-C < 30%) Fluvastatin 20-40 mg/hari Lovastatin 20 mg/hari Pravastatin 10-20 mg/hari ...